Senin, 17 Juni 2013

i have nothing to say

I feel lonely now... that's why i need you here... with me...
Don't you ever ask me why should you... cause I don't know...
God just tell it's you... even I know I don't deserve with you...
I'm just a bad guy, am I?

Dear you, S.

Senin, 15 April 2013

Notes'n Words - One Ok Rock

Ini adalah lirik lagu yang judulnya saya ambil untuk judul blog ini...
check this out...


I wanna dance like no one’s watching me
I wanna love like it’s the only thing I know
I wanna laugh from the bottom of my heart
I wanna sing like every single note and word it’s all for you


Is this enough?


I wanna tell you and this is the only way I know
And hope one day you’ll learn the words and say
That you finally see, what I see


Another song for you about your love
’cause you love the me that’s full of faults
I wish you could see it from this view
’cause everything around you is a little bit brighter from your love


I wanna dance the night away with you
I wanna love because you taught me to
I wanna laugh all your tears away
I wanna sing ’cause every single note and word it’s just for you


Hope it’s enough?


I wanna tell you and this is the only way I know
And hope one day you’ll learn the words and say
That you finally see, how I feel


Another song for you about your love
’cause you love the me that’s full of faults
I wish you could see it from this view
’cause everything around you is a little bit brighter from you love


Not a day goes by that I don’t think
About you and the love you’ve given me
I wish you could see it from this view
’cause everything around you is a little bit brighter from your love
Life is just so much better from your love.

My Dad's Story


Pasaman merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat, disanalah ayah saya dilahrikan, tepatnya di mandiangin pada tanggal  6 Mei  1961. Dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang sangat-sangat sederhana, ayah tidak tumbuh layaknya anak-anak kampung lainnya. Diusianya yang kedua tahun, ia terjangkit sakit kulit yang sangat parah disekujur tubuhnya. Penyakit  itu menyebabkan kulit-kulitnya mengelupas dengan sendirinya, dan tidak hanya itu penyakit itu mengeluarkan bau yang tidak sedap.  Penyakit ini melekat ditubuhnya selama 2 tahun, tepatnya hingga beliau berusia 4 tahun. Pengalaman teruruknya dalam menghadapi penyakit ini adalah saat telinga sebelah kirinya hampir ‘putus’. Beliau juga terpaksa harus menjalani masa kanak-kanaknya dengan sehelai selendang(kain) yang berfungsi untuk mengusir lalat yang mencoba hinggap ditubuhnya.
Ayahnya(kakek saya) adalah seorang pencari kayu bakar, penebang rotan dan seorang pedagang. Yah, setidaknya itulah usaha kakek yang masih dingat oleh ayah saya saat masih kecil. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk membiayai pengobatan penyakit beliau. Ayahnya(kakek saya) bernama Bujang dan ibunya(nenek saya) bernama ramadan. Beliau merupakan anak kedua dari keluarga itu, beliau mempunyai kakak perempuan bernama Meri, adik laki-laki(Armen), adik perempuan(Nidar&Andesti). Dengan segala ‘kesakitan’ dimasa kecilnya, ayah tumbuh sebagai anak yang tangguh, dan nantinya akan menjadi yang terbaik di akademis dibanding dengan saudara-saudaranya.
Diusianya lima tahun beliau mulai tinggal di rumah bibinya di pinggiran pantai mandiangin. Bibi beliau sudah menikah, namun tak kunjung mempunyai seorang anak, maka dari itu beliau layaknya anak baginya. Selain itu juga, bibi beliau, lebih berpunya dari segi ekonomi, sehingga ini sangat membantu proses sekolah beliau. Selama beliau mengenyam pendidikan ditingkat Sekolah Dasar, biaya pendidikan beliau ditanggung oleh bibinya. Namun keadaan berubah saat beliau menginjak SMP, beliau harus mencari uang sendiri untuk biaya tambahan sekolahnya. Setiap jam 3 sore, beliau pergi ke pantai untuk mengumpulkan kerang-kerang yang terdampar dipantai karena disapu ombak, dilain waktu ia mencari kayu bakar untuk dijual. Beliau juga sempat bekerja sebagai pemetik cengkeh hingga ia tamat dari SMP.
Memasuki Sekolah Menengah Atas(SMA) beliau pindah ke kota Padang. Disana beliau ‘menumpang hidup’ di rumah makan  seorang tetangganya dulu di kampung. Saat masih kelas 1 beliau mendapatkan nilai yang baik, sehingga ketika kelas 2 SMA, beliau masuk dikelas 2 IPA 5, kelas yang berisi orang-orang pintar atau yang sering kita sebut dengan ‘kelas unggulan’. Akan tetapi kesibukannya mencari uang untuk sekolah, baik itu membantu di rumah makan tempatnya tinggal, maupun menjual rokok, membuat nilainya turun drastis. Ia sempat mendapatkan 7 nilai merah dari 13 mata pelajaran. Alhasil walikelasnya pada saat itu sudah lepas tangan. Beruntung saat itu teman-teman sekelasnya sangat baik, dan tidak membiarkan satu orangpun yang tinggal kelas. Mereka membantunya untuk mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran, hingga ia pun naik ke kelas 3 dan akhirnya lulus dari SMA.
 Ayah merupakan satu-satunya yang mencapai jenjang perguruan tinggi, diantara saudaranya yang lebih memilih tinggal di kampung dan mencari hidup disana. Ayah kuliah di Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP Padang) yang sekarang sudah berganti nama. Ayah kuliah di jurusan mesin. Dan perjuangannya semasa kuliah pun tak lebih mudah dibanding saat masih sekolah. Ia masih harus bekerja demi mencukupi biaya kuliah. Berbagai macam usaha ia jalani, asalkan itu halal akan dilakukan dengan penuh semangat. Pada masa awal kuliahnya beliau menjadi kernet angkot. Beliau juga menjadi penjual koran, dengan sepeda ‘butut’ tanpa rem ia mengelilingi kota Padang berjualan koran. Hingga pernah suatu hari sandal yang ia kenakan habis dipakai untuk mengrem sepeda lalu telapak kakinya pun terkelupas. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat samapai akhirnya ia berhasil menyelesaikan studi S1 nya dalam waktu 5 tahun. Akhirnya ia mendapatkan gelar, Drs. didepan namanya,  Drs. Alizar.
Setelah selesai kuliah, sebelum merantau ke Palembang, beliau sempat mengajar di sebuah sekolah di kampungnya selama satu tahun. Beliau pindah ke Palembang dan mengajar di SMK GAMA, Plaju. Ditahun-tahun pertama beliau tinggal di rumah saudaranya di pakjo, namun karena saat itu disana kesulitan air beliau diajak oleh temannya, seorang penjual sate padang, untuk tinggal ditempatnya, di lorong roda, Jalan merdeka. Selama beberapa tahun tinggal di sana, akhirnya hari itu tiba, yaitu saat-saat ayah dipertemukan dengan ibu. Di hari rabu itu, melalui paman dari ibu yang saat itu mengantarkan sebuah undangan sebuah acara, ayah ditawari untuk bertemu dengan keponakan orang itu(Ibu).
Beberapa setelah tawaran itu, tepatnya hari jum’at, ayah mendatangi rumah makan milik orang itu, dimana ibu bekerja di sana. Ibu adalah anak dari Bagindo Ibrahim & Sa’adah. Ibu merupakan tamatan SMEA. Pertemuan ini adalah pertemuan pertama, di pertemuan kedua, kedua belah pihak telah setuju untuk menikah. Dan diawal tahun 1991 mereka menikah. Beberapa bulan ayah dan ibu tinggal di produxem, sebelum akhirnya memutuskan pindah ke bom baru. Setahun kemudian ibu melahirkan ku. 
            Pada tahun 1993 kami pindah ke rumah kami yang sekarang, di komplek griya harapan A, perumnas, Kecamatan Sako. Dan setahun kemudian adik pertamaku lahir. Kami tumbuh dan berkembang bersama di sini.
            Ditahun 2003 ayah pindah mengajar ke SMK Negeri 4 Palembang. Ayah merasa sangat nyaman di tempat barunya, karena ada beberapa teman mengajarnya yang juga tinggal di komplek yang sama, sehingga proses adaptasi menjadi lebih lancar. Ditambah lagi ayah bertemu dengan Pak Darwin, seseorang yang sekarang menjadi sanhabat karibnya di tempatnya mengajar. Ditahun 2008 ayah diangkat menjadi Kajur(Ketua Jurusan) teknik Pemesinan di SMK Negeri 4 dan masih menjabat hingga saat ini. Namun akhir tahun ajaran ini, ayah berencana untuk melepas jabatan tersebut. Ayah juga tidak berniat untuk pindah ke sekolah lain, dan akan pensiun di SMK Negeri 4 Palembang. 

Jumat, 12 April 2013

The Beginning

Blog ini adalah awal dari sebuah "Lankah Baru" bagiku. Layaknya awalan-awalan lain, awal "Langkah Baru" ini bisa berlanjut atau bahkan bisa saja berhenti samapai disini. Tidak akan ada yang pernah tau akan hal itu. Yang terpenting sekarang adalah sebuah awalan "Langkah Baru" sudah dimulai, yang berarti aku harus memutuskan, melanjutkan langkah ini atau berhenti samapai disini. Semoga terjawab secepatnya...